Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Tuesday 21 March 2017

Wisata Kampungan


Kemaren pas lagi rame-ramenya orang pada konvoi arema saya di culik oleh sekumpulan manusia untuk diajak tamasya. (cieeee akhirnya…) kali ini saya di ajak bertamasya ke tempat yang sebelumnya belum pernah saya kunjungin. Sumpah menarik banget kalo mengunjungi tempat-tempat baru kayak gini. Ibarat kata nih saya udah ketimpuk durian runtuh dari sorga gang 3. Kita mulai jalan di siang bolong soalnya pada siang harinya kita harus Car Free Day (CFD) an buat promosi event kami. Yah memang sih ini udah bisa di anggap ngobjek sambil refreshing tapi kurang greget.

Setelah beres promosi event di CFD Jl. Ijen dan berburu sarapan makanan berat pada jam 11 an kami pun meluncur. Tim yang beranggotakan 7 orang pemuda ini pingin banget ngunjungin Kampung Topeng yang udah lama menjadi buah bibir pada topik diskusi kami tiap malam. Sebenarnya buat nyari bahan tulisan juga sih buat di blog pribadi dan juga web komersil kita. Buat spesifikasi Kampung Topengnya entar deh saya buatin review itung-itung buat nambah wawasan para reader semua. Di kampung ini awalnya saya mengira harus lewat jl. Tlogowaru. Soalnya secara administratif nih kampung edukasi berada di Kelurahan Tlogowaru. Udah lewat Jl. Tlogowaru giliran kita nanya ke warga setempat eh ternyata harus masuk lewat ladang dan kebun warga. Ya jalannya gak parah-parah amat sih, gak terlalu makadaman tapi aspalnya juga gak terlalu mulus kayak kulit Wulan Guritno. Saya pasrah aja kita masuk luruuuuusssss terus eh keluar mushola yang dulu pernah gagal ploting pas google project gara-gara limited signal. Dan ndilalah ada papan petunjuk menuju Kampung Topeng. Dan akhirnya kamipun lanjut masuk menuju Kampung Topeng Malangan.

Awal-awal masuk Kampung Topeng Malangan ini saya memutuskan untuk turun dari kendaraan roda dua dan berjalan kaki sembari cekrek sana cekrek sini. Setelah selesai ambil gambar dilanjutkan agenda wajib yaitu ngopi-ngopi di tempat wisata. Karena gak terlalu menarik untuk disinggahi lebih lama tim pemuda yang layak disebut tempat piknik hunter ini bergeser ke Kampung Warna Jodipan. Tapi kami turunnya melewati perumahan mewah Citraland yang menjadi anak perusahaannya Ciputra. Lebih keren mewah dan saya menemukan objek wisata religi yang dapat menjadi objek tulisan. Sepertinya hari itu saya dimanjakan dengan berlimpah ruahnya bahan untuk di tulis dan juga mengunjungi tempat yang belum sempat saya kunjungi sebelumnya. Setelah menikmati pemandangan dari atas bukit yang disulap menjadi perumahan tersebut ksmipun meluncur ke arah kampung warna jodipan. Tuh kan kampung lagi, kayaknya hari ini bisa di sebut wisata kampungan deh. Hehehehe….
Believe or not kemarin itu adalah pertama kali saya menyusuri kampung warna warni jodipan. Meskipun melewati jembatan jodipan dalam sehari bias sampai dua kali dan menulis kampung warna-warni di beberapa web sudah 5 kali namun baru kali ini saya menginjakkan kaki di kampung warna warni ini. Ternyata kampung ini memang kampung yang memiliki segudang potensi. Dengan hadirnya cat yang cerah ini para penghuni kampung dapat mengais nafkah dari para pengunjung kampung ini. Sebenernya saya sudah dari dulu ingin banget buat ngunjungin nih kampung warna warni. Bukan karna waktu namun gak ada yang mau di ajakin kesana. Yah begitulah nasib single fighter yang lumrah di panggil jomblo. Wuih udah mulai sesi curhat nih saya, udah segitu dulu deh dari pada curhatannya semakin panjang. Thanks for reading my article.

0 comments:

Post a Comment