Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Wednesday 7 February 2024

Kumpulan Episode "Gampil", Cara Baru Kolaborasi Musisi di Youtube


 Baru malam ini saya mengetahui adanya episode Gampil di Youtube. Cara kolaborasinya terbilang unik dan baru, beberapa musisi membawakan satu lagu dengan gaya masing-masing. Namun dengan video musik yang beruntun. Jadi kita yang terbiasa mendengar istilah musik latar atau soundtrack, kali ini harus mengubah dengan istilah videotrack. Yang biasanya musik hanya sebagai latar video, namun dalam episode video musik ini kita dikenalkan video menjadi latar musik. DIBALIK!

Seperti lagu dangdut kekinian lainnya, sebenarnya Gampil ini membawa kisah sedih. Barisan patah hati terwakili dalam lagu ini. Kisah pemeran utama yang mendampingi saat masa sedih namun disia-siakan begitu saja dengan kekasih hatinya. Videonya dapat membantu kita mengimajinasikan siapakah pemeran utamanya.dari episode 1-6 pemeran utamanya gonta-ganti. Untuk memudahkan kamu melihat, saya sematkan episode 1-6 di bawah ini. SELAMAT MENIKMATI!


Episode 1



Episode 2


Episode 3


Episode 4


Episode 5


Episode 6



Sunday 29 October 2023

Ekonominya Lesu, Tapi Surveinya Bagus


Pada bulan-bulan ini di tahun 2023, banyak keluh kesah yang muncul terkait sepinya usaha-usaha UMKM yang berada di seluruh penjuru Indonesia. Khususnya di Pulau jawa, per 30 Oktober 2023 ini banyak keluhan terkait sepinya pembeli barang dagangan yang mereka jual. Berbagai keluhan dari penjual maupun pengamat dagangan (bukan penjual tapi sering jalan-jalan ke pasar) mulai dicuitkan dengan indah di platform X.


Karena adanya fakta tersebut, saya tergelitik untuk mengamati lebih jauh, laporan-laporan yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah pembuat kebijakan. Apakah sepinya konsumen ini merupakan hal yang sudah terlacak oleh pemerintah atau malah belum terlacak sama sekali? Hingga tulisan ini dibuat, saya mencoba untuk melihat diagram-diagram yang mencerminkan minat konsumen. Seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Purchasing Manufacture Index (PMI).

Dari pelacakan secara cepat, saya mengambil data dari BI, BPS dan Data Indonesia. Dari ketiga Lembaga tersebut, saya mendapati konsumsi Indonesia dalam keadaan baik-baik saja. Bahkan lebih jauh, banyak media yang menyikapi dari hasil IKK, Pertumbuhan ekonomi dan PMI dari konsumen Indonesia ini teramat baik, Hingga memberikan kesimpulan bahwa saat ini para pengusaha dalam kondisi ekspansi besar-besaran.

Hal ini berkebalikan dengan banyak cuitan pedagang, bahkan keluarga istri saya sendiri juga merasakan, betapa sepinya usaha bakso yang digeluti. Hingga tiga hari belakangan saya dengar usahanya tidak ada yang mampir seorang pun. Dalam berbagai diskusi saur manuk di platform X mengatakan bahwa sepinya penjualan merupakan efek dari ditutupnya fitur penjualan dari sosial media Tiktok. Sehingga para penjualan yang sudah laku keras dengan menggunakan strategi marketing tertentu, harus beradaptasi lagi dengan strategi lainnya.

Selain ditutupnya fitur jualan di Tiktok, juga saya dengar dari youtube bahwa ini adalah dampak dari maraknya judi online. Ferry Irwandi memiliki asumsi bahwa judi online yang saat ini marak dimainkan semua orang, merupakan penyebab lesunya ekonomi. Karena uangnya diambil begitu saja ke luar negeri, hingga uang tersebut tidak berputar lagi di dalam negeri.

Secara asumsi dan logika kedua hal ini masuk akal dan sangat mungkin terjadi. Namun kenapa lesunya pasar tidak terekam oleh data survei ekonomi dari Lembaga pemerintah maupun non Lembaga pemerintah? Pak Pura mengatakan ini hanya cara pemerintah menutupi resesi ekonomi agar masyarakat tidak panik. Asumsi seperti ini ada benarnya juga, namun masih belum terbukti.

Akan tetapi secara konspirasi ucapan pak Pura juga tidak sepenuhnya salah. Dalam bulan oktober ini ada beberapa hal yang menggambarkan ekonomi lesu, bukan dari data, tapi dari cara beberapa Lembaga mengeluarkan kebijakan. SepertiBank Indonesia yang menaikkan BI Repo menjadi 6%, Menko perekonomian juga mengumumkan akan menanggung PPN 100% atas pembelian properti dibawah 2 Miliar, dan Kemensos menggelontorkan BLT untuk dampak El nino.

Berbagai Tindakan yang diambil pemerintah ini merupakan Langkah yang diambil karena adanya kelesuan ekonomi. Meskipun secara data tidak tercermin adanya pelemahan ekonomi, tapi secara nyata sudah terlihat didepan mata dan pemerintah juga melakukan Langkah penyelamatan. Ini hanya opini saya saja, karena memang hal ini terjadi di depan mata namun tidak terbukti secara survei yang berlandaskan metode ilmiah.

Tapi bisa jadi beberapa hal yang diobrolkan di X adalah anomali dari beberapa survei. Karena survei/sampling hanya mengambil satu sendok kuah soto untuk merasakan satu kuali soto ini sudah pas atau belum. Bisa jadi yang disurvei ini dapat mewakili rasa satu kuali soto, atau bisa jadi satu sendok ini tidak mewakili rasa satu kuali soto karena diaduknya kurang merata.

Monday 11 September 2023

Aktivisme yang Saya Perjuangkan Akhir-Akhir Ini


Illustrated by Jasmina El Bouamraoui and Karabo Poppy Moletsane, CC0, via Wikimedia Commons


Sudah beberapa bulan saya tidak rutin menulis di blog ini lagi, rasanya ingin mencurahkan apa yang sudah saya lewati selama beberapa hari tidak berinteraksi dengan blog ini. Namun apa daya jika harus merangkumnya secara serampangan akan tidak enak dibaca, jadi saya kali ini ingin menceritakan kiblat aktivisme saya yang perlahan berubah.

Semenjak mahasiswa dahulu saya menyukai kegiatan dibidang alam, untuk menjawab isu tentang rusaknya alam disertai dampaknya. Beberapa tahun setelah menjadi mahasiswa juga masih berkutat dengan isu tersebut hingga perlahan bergeser, kepedulian saya menjadi ke isu pemerataan ekonomi. Entah apa yang mempengaruhi perubahan “aktivisme” tersebut, perlahan saja saya menjadi concern ke bidang pemerataan ekonomi.

Mungkin setelah saya lulus kuliah, saya melihat ketimpangan ekonomi yang mengganggu. Ditambah masa itu saya juga cenderung suram, dengan pekerjaan yang tak menentu dan melihat beberapa teman menikah dengan megahnya. Ketimpangan ekonomi seakan menjadi bahan bakar untuk direnungkan tiap harinya. Tanpa adanya ketimpangan ekonomi, saat itu saya membayangkan kehidupan yang madani.

Semakin kesini, semakin mapan saya perlahan berhenti memperjuangkan isu ketimpangan ekonomi. Mungkin karena kehidupan saya mulai mapan, sehingga saya tidak terlalu terganggu dengan isu ketimpangan ekonomi. Sehingga isu yang saya perjuangkan tiba-tiba bergeser menjadi isu Pendidikan. Mungkin karena beberapa tahun terakhir saya berinteraksi dengan dunia Pendidikan yaitu universitas. Sehingga saya melihat betapa buruknya institusi Pendidikan.

Lagi-lagi saya menganggap ini sebagai bahan bakar, namun kali ini makna bahan bakar tersebut menjadi berbeda. Mengingat kali ini saya sudah menjadi kepala rumah tangga, sehingga bahan bakar tersebut menjadi bahan untuk membakar keberlangsungan rumah tangga. Bahan bakar tersebut dapat dipergunakan untuk menyalakan semangat untuk melangsungkan rumah tangga. Entah dengan berdiskusi dengan istri atau menjadi warna tersendiri dalam metodologi parenting dalam mendidik anak saya.

Selama ini saya merasakan karena isu Pendidikan menjadi prioritas yang saya perjuangkan, tidak heran saya seakan dibawa mengarungi gelombang metode Pendidikan yang terasa membagongkan. Seperti adanya mahasiswa yang tidak dapat membaca di dalam komunitas Wikimedia Manokwari, selain itu untuk mempertahankan komunitas Wikimedia Manokwari ini juga tanpa adanya isu yang saya perjuangkan tadi menjadi sangat berat. Namun karena adanya semangat memperjuangkan isu tersebut, ditambah Wikimedia juga memiliki semangat membebaskan pengetahuan, seakan gayung bersambut dalam perjuangan saya ini.

Kemarin saya sempat ingin mengikuti kegiatan WCD dan menjadi pengurus provinsi, namun seakan takdir memutar kembali ke perjuangan tentang Pendidikan. World Clean Up day tersebut urung saya urusi, karena satu dan lain hal. Ditambah juga ada beberapa kelompok yang coba saya ikuti terkait penghijauan, tapi malah berujung saya tidak cocok dengan sudut pandang Jakarta Centris yang kerap dimunculkan di dalam grup. Ujung-ujungnya tidak memiliki kecocokan dan saya mengabaikannya.

Meskipun tidak dalam posisi memperjuangkan isu alam, saat ini saya masih menghemat plastik dan baru beberapa hari terakhir saya mencoba membuat ekoenzim yang katanya dapat menyelamatkan alam. Mungkin di artikel berikutnya saya akan ceritakan tentang bagaimana eko enzim dapat menyelamatkan alam.

Selain beberapa hal di atas, karena sepertinya takdir saya membawa ke perjuangan tentang Pendidikan. Kemarin istri saya mulai mengajar di SD Inpres sebagai guru agama. Tanpa mengklaim hal tersebut sebagai pekerjaan, tapi saya mengklaim hal tersebut sebagai arah perjuangan. Karena mendapat kabar bahwa di SD tersebut tidak ada guru agama islam, dan pelajaran agama islam malah diampu oleh guru beragama Kristin. Sehingga saya menawarkan istri saya ikut dalam perjuangan tanpa melihat dibayar berapa.

Ternyata pergulatan dengan isu yang diperjuangkan ini menjadi warna tersendiri dalam semangat saya menjalankan perputaran roda rumah tangga. Menjadi tambahan pikiran namun tetap asyik dilakukan. Sekian kisah saya dengan pergulatan isu yang saya perjuangkan.

Saturday 17 June 2023

Panen Raya: Keroncong Mengkritik Isu Agraria


Ade javanese, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons


Kritik melalui karya merupakan hal kuno yang sudah kita kenal dari para seniman terdahulu. Entah itu seni musik, peran, tari ataupun lawakan. Sepertinya hal ini yang ingin dilakukan Paksi Band sebagai band keroncong. Mereka mengeluarkan album berbumbu kritik konflik agraria dari kacamata petani. 

Album ini diberi judul Panen Raya. Kritik diluncurkan dengan begitu lamis menggunakan bahasa jawa. Sepertinya band ini sedang tampil beda, hari ini setiap musik berbahasa jawa mayoritas menceritakan tentang hati. Semenjak booming kembali nama artis kawakan Didi Kempot. Tapi band keroncong ini hampir se album menceritakan tentang konflik yang dihadapi para petani. 

Seperti pada lirik Panen Raya, ada sentilan kecil namun menohok. Sawahnya luas, padinya gemuk, petaninya tua-tua. Realita tak cukup berhenti disana, diiringi dengan cak dan cuk lagu diteruskan dengan realita setiap panen ditipu tengkulak. Dan berujung dengan konflik besar yang disponsori pemangku kebijakan yaitu datangnya beras dari mancanegara. Tiga konflik tersebut rasanya masih belum rampung digarap menteri pertanian.

Lantas ada pula lagu yang mellow berjudul Mulih yang berarti pulang. Lain halnya dengan lagu gacoan (Panen Raya) yang dibawakan dengan suka cita, lagu ini digarap dengan sedih. Liriknya pun tak kalah sedih, seorang anak yang pulang dan mendapati ayahnya menahan tangis. Alasan kesedihan sang bapak pun tak jauh dari realita agraria, yaitu sawahnya dijual untuk membayar sekolah sang anak. Kesedihan sang bapak dijelaskan dengan kalimat tidak ada yang diwariskan. Ini terkesan membelok dari prediksi saya pribadi. Karena saya kira sang bapak sedih karena mata pencahariannya musnah ketika tanahnya dijual.

Rupanya musik keroncong perlawanan seperti ini masih layak dan enak untuk diperdengarkan ke khalayak umum. Mungkin Paksi Band hanya mengembalikan khittah perjuangan musik keroncong pada tahun silam. Memusuhi kolonial dengan bermusik yang bernada semangat untuk pejuang, namun kali ini musik tersebut diperuntukkan kepada kaum tani yang tertindas namun berasnya masih kita nikmati.

Kembali ke deret musik dalam album Panen Raya yang semalam saya dengarkan. Yaitu Nurhayati. Sekelumit cerita orang yang pergi malam dan pulang saat subuh, dalam lirik lagu tersebut tidak diceritakan perempuan tersebut berlaku apa. Hanya diceritakan betapa dramatisnya saat pergi dan pulangnya wanita tersebut. Tapi saya berprasangka bahwa Nurhayati ini adalah seorang kupu-kupu malam. Karena dalam sebuah lirik dia berdoa kepada sang maha kuasa agar bisa berhenti dari yang ia kerjakan semalam suntuk. Ya selain kupu-kupu malam memang ada pekerjaan menjaga lilin babi ngepet sih untuk doa tersebut. Tapi saya berkeyakinan teguh dalam hal ini. 

Dengan berkeyakinan teguh dalam prasangka tersebut, saya disediakan lagu bertajuk Lagune Wong Meri (atau lagunya orang iri). Berisi bahan olokan untuk kita yang iri dengki terhadap kesuksesan orang lain. Saat saya mendengar lagu ini terbayang jelas rupa Bu Tejo dalam film tilik yang asyik membicarakan kesuksesan tetangganya. Dalam bayangan saya tetangganya itu adalah Marwoto dengan baju necis dan kacamata hitam. Ya memang rupa seperti Marwoto tidak pantas menjadi orang kaya, tapi dalam bayangan saya ada dua orang itu. Masak saya harus merevisinya.

Selain empat lagu tersebut juga ada lagi lain yang sepertinya akan terlampau panjang jika saya ceritakan di artikel ini. Setidaknya saya menunggu rilisan fisik album ini dijual secara umum dan saya sudah siap untuk membelinya. Sembari menunggu saya dapat menjadikan lagu-lagu ini sebagai backsound kebijakan pemerintah yang mengimpor beras dari Vietnam. 


Monday 17 April 2023

Mengurai Sastrajendra: Ilmu Kesempurnaan Jiwa [Resensi Buku]


Resi Wisrawa dan Dewi Sukesi (sumber: Twitter @realsobokartti)



Sastrajendra adalah sebuah ilmu dalam pewayangan ramayana, alkisah dewi sukesi anak dari Sumali membuat sayembara. Barang siapa yang ingin menikahi dirinya, wajib menguasai Ilmu Sastrajendra dan menerangkan kepadanya. Di dunia ini hanya ada satu orang yang menguasai ilmu kehidupan tersebut, bernama resi Wisrawa.

Awalnya sang resi hanya berniat untuk mewedarkan ilmu tersebut ke Dewi Sukesi, karena sang anak yang bernama Danapati ingin meminangnya. Tetapi anaknya tidak menguasai ilmu sastrajendra, sehingga sang anak meminta Resi Wisrawa untuk menunaikan kewajibannya yaitu menjelaskan tentang sastrajendra hayuning pangruwating diyu. Singkat cerita, Dewi Sukesi dan Sang Resi terpaut cinta sehingga memutuskan untuk menikah.
Saya mengira awalnya buku ini menerangkan berbagai kritik dan versi pewayangan, setelah saya baca lebih mendalam ternyata buku terbitan Javanica ini menceritakan apa yang dimaksud sastrajendra hayuningrat pangruwating diyu. Secara makna perkata sendiri sastra adalah ajaran, jendra adalah raja keindahan, hayuning adalah keindahan semesta, pangruwating diyu adalah peluruh watak angkara murka.
Sastrajendra sendiri dalam buku ini diceritakan bagaimana kita sebagai makhluk, memberikan keseimbangan antara makrokosmos dan mikrokosmos. Agar keindahan semesta tetap terpancar dan watak angkara murka dapat luruh dengan sendirinya. Sang penulis melakukan berbagai lelaku untuk mencapai ilmu ini. Berbagai meditasi di berbagai titik dilakukan untuk mencari tahu ilmu yang kerap disebut sebagai ilmu yang dirahasiakan.
Meskipun tidak sesuai ekspektasi saya, buku ini terbilang asyik untuk dibaca di awal. Bagaimana pak Setyo Hajar Dewantoro menceritakan lelaku Dewi Sukesi saat diwedarkan Sastrajendra, membuat seakan ajaran yang saat ini hanya dimaknai fiksi, dihadirkan secara nyata dengan berbagai lelaku yang dapat dicontoh. Step by step meditasi dijelaskan betul dalam tiap lembar buku ini. Tak jarang saya selesai membaca buku juga menirukan apa yang dilakukan Dewi Sukesi dan Resi Wisrawa.
Dipertengahan buku setelah cerita Dewi Sukesi dan Resi Wisrawa, sang penulis cenderung menitik beratkan pengaksesan Sastrajendra sebagai ilmu kehidupan. Melalui cerita berbagai proses mengambil ilmu tersebut, seakan kita para pembaca yang awam tentang ilmu kejawen diajak masuk sedikit lebih dalam. Tidak terlalu dalam juga, karena berbagai akses ritual yang diajarkan dalam buku ini hanya berkutat pada meditasi dan akses untuk mencapai titik terdalam tubuh yaitu dewa ruci.
Di akhir buku, menurut saya sudah diluar nalar. Berbagai hal yang menurut saya tidak masuk akal seakan dijejalkan begitu saja ke otak. Berbagai fakta non ilmiah dan juga referensi yang menurut saya kurang kompatibel (blogspot,wikipedia, dan referensi lainnya) dituangkan begitu saja di tiap halamannya. Membuat saya sebagai pembaca sulit untuk memahami apa yang disampaikan oleh penulis.
Terlepas dari keambiguan dan segala penjelasan yang tidak masuk akal tersebut, buku ini dapat digunakan untuk penenang jiwa. Bagi para pejuang kebenaran yang linglung harus menuruti perintah siapa, buku ini dapat dijadikan referensi untuk mengakses keyakinan yang tertuang dalam jiwa. Dapat digunakan untuk mengakses kebenaran sejati yang tidak dapat tergoyahkan, karena memang mempertimbangkan keseimbangan makrokosmos dan mikrokosmos. Ada kalimat menarik untuk menyokong keseimbangan dua hal tersebut yaitu, kita adalah bagian yang tak terpisahkan dari semesta.

Tuesday 4 April 2023

Cara Tukar Uang di Bank Indonesia


Musim lebaran begini biasanya banyak warga yang menukarkan uang baru di Bank Indonesia. Dikarenakan alasan tersebut juga, saya sebagai bagian dari warga juga melakukan hal yang sama. Yaitu menukar uang baru untuk keperluan galak gampil sanak famili. Dalam tulisan kali ini saya akan memberikan penaduan bagaimana cara menukar uang di Bank Indonesia, khususnya pada kantor perwakilan Papua Barat (Manokwari).

Daftar Melalui BI Pintar

BI Pintar merupakan aplikasi milik Bank Indonesia yang dikhususkan untuk menukar uang, entah itu uang baru, uang rusak, atau uang yang dapat dikoleksi. Caranya buka web bi.pintar.go.id lalu pilih menu penukaran uang rupiah melalui kas keliling seperti pada gambar.

Halaman BI Pintar

Di Manokwari hanya bisa menukar uang di terminal wosi dan hanya bisa dilakukan hari rabu. Setelah memilih penukaran uang rupiah melalui kas keliling lalu pilih provinsi, lalu klik lihat lokasi seperti pada gambar.


Lalu akan muncul daftar tempat penukaran yang ada di provinsi anda. Pilih (yang warna hijau) salah satu, jangan lupa tentukan jamnya juga.


Setelah itu akan muncul menu seperti pada gambar di bawah, isi dengan NIK anda. Untuk “konfirmasi KTP” isikan NIK anda lagi. Setelah data terisi, klik lanjutkan yang warna biru.

Lantas akan muncul data uang pecahan yang akan di tukar, jadi anda tidak dapat menambah atau mengurangi jumlah uang yang akan anda tukar. Lantas klik kotak “Saya Bukan Robot” dan klik pilih.

 Setelah itu unduh bukti pemesanan.

2. Tukar di Lokasi Kas Keliling

Seperti yang saya bilang sebelumnya, lokasi kas keliling sudah tertera di saat kita membuat transaksi di BI Pintar. Pengalaman saya kemarin saat menukar di Terminal Wosi, ada keterlambatan kedatangan mobil kas keliling. Jadi saya sarankan untuk datang lebih lambat saja.

Untuk syarat yang harus dibawa yaitu bukti pemesanan saja sudah cukup dan tentunya membawa uang yang akan di tukar.

sekian panduan singkat untuk menukar uang di Bank Indonesia, hal ini bisa digunakan untuk penukaran ke Bank Indonesia di tempat lain juga. Semoga membantu.

Thursday 23 March 2023

Rentetan Mall di Manokwari


 (sumber: https://www.flickr.com/photos/axelrd/16044488001/in/photostream/)

Dua tahun terakhir ini banyak bermunculan pusat perbelanjaan baru di Manokwari, hal ini sepertinya berlawanan dengan kondisi Indonesia yang ekonominya sedang hancur karena covid. Manokwari sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di tengah pemulihan ekonomi Indonesia. Berikut Tiga mall yang saat ini terlihat besar dan kondang di kota Manokwari.

Manokwari City Mall

Dulu nama mall ini adalah Hadi, karna di dalamnya hanya ada supermarket Hadi saja. Selain supermarket tersebut mungkin hanya KFC saja yang ada di mall tersebut. Nama mall Hadi ini semakin gempar saat mereka melakukan ekspansi dengan membangun besar-besaran gedungnya menjadi pusat perbelanjaan yang memiliki bioskop. Dalam tulisan sebelumnya saya menyebut ini adalah mall pertama di Manokwari. Karena memang pusat perbelanjaan dengan beberapa lantai yang penuh dengan berbagai toko.

Selain itu, sudah saya singgung di awal bahwa ini adalah mall pertama yang memiliki bioskop. Di lantai paling atas bioskop XXI bertempat lengkap dengan penjual popcornnya. Hal ini yang menjadikan mall ini adalah nilai lebih dibanding kedua mall saingannya yang ada I kota kecil seperti Manokwari.

Selain bioskop ada beberapa merk warung nasional yang menyewa tempat di pusat perbelanjaan ini, terhitung saat tulisan ini di buat sudah ada Bakso Lapangan Tembak dan Solaria yang sudah bertempat di pusat perbelanjaan satu ini. Dan juga jangan melupakan KFC yang sudah beberapa tahun berdiri di gedung ini. Di mall ini juga sepertinya merupakan salah satu mall Manokwari yang menjual baju, sejenis Matahari tapi namanya Borobudur. Harganya mirip dengan Matahari, Ramayana dan pusat penjualan baju lainnya.

Fasilitas lainnya juga terbilang cukup lengkap, seperti mushola, foodcourt, ATM center, dan Toilet. Sepertinya pusat perbelanjaan yang paling proper memang hanya di sini, maka dari itu sering diadakan kegiatan pameran dan kegiatan perlombaan lain di hall tengah Manokwari City Mall ini.

Orchid (Haji Bauw)

Jika berbicara Orchid, warga manokwari pasti sudah familiar dengan supermarket serba lengkap di jalan merdeka. Namun yang saya maksut dalam tulisan ini adalah Orchid baru yang berada di samping perempatan haji Bauw wosi. Di sini saya sebut sebagai mall berbeda dengan Orchid jalan merdeka karena di sini lebih lengkap. Selain pilihan produknya, di Orchid ini juga lengkap dengan kafe dan tempat makannya. Foodcourtnya  juga ada di lantai atas.

Memang di Orchid ini tidak ada gerai baju seperti di Orchid jalan merdeka. Mungkin agar bagi-bagi fokus. Di Orchid ini lengkap dengan perabot rumah tangga, barang pecah belah dan produk-produk kemasan lain seperti hanya di supermarket lainnya. Kelebihan di Orchid ini dibanding kedua pusat perbelanjaan lainnya adalah jalan kakinya tidak terlalu jauh. Jika kita cari produk tapi malas untuk berjalan jauh, sepertinya Orchid ini adalah pilihan utama. Setelah parkiran, kita naik sedikit sudah di supermarket.

 

Kalawai Mart

Konsep Kalawai Mart ini seperti supermarket besar dan ada foodcourtnya. Sejenis Carefour yang menyediakan berbagai kebutuhan namun dengan konsep dalam satu gedung besar. Pusat perbelanjaan yang berada di Jl. Esau sesa (atau sering disebut jalan baru) tepatnya di samping pom bensin jalan baru ini menurut saya cocok untuk belanja bulanan.

Yang perlu menjadi sorotan adalah jika para pembaca memiliki bayi. Di mall ini kebutuhan bayi cukup lengkap dibanding kedua saingannya. Berbagai merk diapers ada di supermarket ini, bahkan merk Pampers juga ada di sini. Mulai dari yang eksklusif hingga yang murah tersedia dengan ukuran dan merk beragam. Maka dari itu saya merekomendasikan mall ini khusus untuk mereka yang memiliki bayi. Agar lebih nyaman dan murah dalam berbelanja kebutuhan anak.

Meskipun mall ini satu perusahaan dengan Umega (yang di depan Manokwari City Mall), tapi tidak serta merta apa yang ada di Umega ada di Kalawai. Mungkin sekali lagi untuk diversifikasi pasar saja. Sehingga pembeli tidak hanya terfokus di Mall besar. Tapi cukup worthed jika dijadikan wisata belanja bagi warga Manokwari yang berdomisili di sekitaran Sowi, Arfai sampai Maruni.

 

Sekian review saya untuk ketiga pusat perbelanjaan yang ada di Manokwari. Harapannya dengan adanya pusat perbelanjaan ini tetap memiliki variasi dalam wisata belanja dan tidak sampai mematikan toko kecil. Untuk kota sekecil ini sepertinya sudah cukup tiga pusat pebelanjaan ini saja. Toh pusat perbelanjaan hanya untuk sekedar wisata belanja, tanpa meminggirkan penjual-penjual kecil yang saat ini dapat mewakili Indomaret dan Alfamart.