Syornabo, Pantai Berpasir Tepung
Melihat indahnya dunia tanpa kunjungan ke tempat wisata rasanya hanya dusta. Karena indah tanpa langsung dengan netra sama dengan memandang dari sosial media.
Begitulah mungkin yang saya pikirkan sebelum berwisata. Kenikmatan untuk berwisata hanya ketika panca indra hadir untuk berwisata. Bukan hanya menghasilkan foto yang dapat dipamerkan ke daftar teman di sosial media, lebih jauh lagi bahkan, kita akan melihat betapa indahnya alam yang dimiliki ibu pertiwi.
Satu-satunya papan nama pantai |
Kali ini saya mengulang kembali perjalanan ke pulau Mansinam, tapi ini edisi holiday bukan edisi perayaan seperti yang saya tulis sebelumnya. Bedanya sebetulnya fokus dari wisatanya saja, bila saat perayaan saya pasti ingin merasakan betapa happening nya warga yang merayakan tradisi. Namun lain lagi bila saat liburan, lebih berfokus ke wisata alam yang disajikan pulau kecil di Manokwari ini.
Mansinam sebetulnya banyak menyimpan destinasi yang sangat indah, tentu saja destinasi alamnya ya pantai. Bisa dikatakan pantainya lain daripada yang lain, karena laut sekeliling Mansinam masih cukup terjaga. Meskipun masih banyak sampah yang tak terkelola, masih tidak terlalu buruk, dengan air lautnya yang berwarna hijau toska. Sangat menggoda bukan untuk sekedar mandi air saja.
Saat itu saya hanya mengunjungi satu pantai saja, yaitu Pantai Syornabo. Pantai ini seakan mewajibkan pendatang untuk berjalan kaki sejauh 2 kilometer dari dermaga tempat turun dari perahu bercadik. Mungkin bisa diakali dengan menyewa perahu sampai pantai. Tentunya harus membayar lebih mahal dan juga berkunjung secara ramai-ramai. Mungkin satu perahu dapat diisi 15 orang. Meskipun berjalan kaki sepertinya lebih aman berjalan dengan beberapa orang, karena masuk di hutan yang lumayan sepi.
Salah satu sudut jalan menuju syornabo |
Jalurnya termasuk landai, tanpa harus melalui jalan yang becek dan menanjak. Karena akses jalannya sudah dicor. Jadi tak perlu khawatir dengan akses jalan, yang patut dikhawatirkan hanya hewan liar. Patut diketahui pula akses yang dilalui ini adalah hutan mangrove. Yang agak becek bila dilihat ke arah pantai terlihat ekosistem khas gambut dengan pohon berakar gantung.
Sekitar satu jam perjalanan, anda akan melihat hijaunya air laut pantai Syornabo. Mungkin sangat sulit untuk mencari papan namanya. Salah satu cirinya ada tiga gazebo berbentuk persegi dan dua gazebo berbentuk memanjang. Sangat cocok rasanya untuk berpiknik keluarga, hanya menyiapkan bekal untuk berpiknik saja dan sudah ada fasilitas gazebo untuk sekedar berteduh.
Piknik keluarga |
Karakteristik pantainya pun sangat bersahabat, menurut saya sangat bersahabat malah. Pasirnya sangat lembut, seperti tepung. Baru kali ini saya tahu pasir laut selembut ini. Dan warna pasirnya pun putih khas karang laut. Beberapa di area pantai masih ada karang-karang kecil. Namun mayoritas pesisir pantai didominasi dengan pasir pantai yang halus.
Karakteristik Pantai Syornabo |
Model ombaknya juga tak terlalu besar sangat cocok untuk berenang, namun entah ada apa, saat saya berenang tiba-tiba kulit terasa gatal. Mungkin terkena sengat ubur-ubur atau agas. Buat yang tidak tau agas, adalah hewan kecil yang menyerupai nyamuk. Bila menggigit kulit akan terasa panas. Mungkin hal ini yang harus diantisipasi bagi anda yang berwisata bersama anak-anak. Selebihnya menurut saya lebih aman daripada pantai lain.
Bila berminat siapkan bekal perjalanan anda. Meskipun tak terlalu ekstrim medannya, bagi yang jarang jalan pasti akan merasa terlalu letih untuk menempuh perjalanan dua kilometer. Apalagi bila sudah berenang lalu harus menempuh perjalanan pulang, haduh akan sangat ngantuk dan melelahkan.
0 comments:
Post a Comment