Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Tuesday 22 November 2016

Keunikan-Keunikan yang Saya Temui dalam Solo Traveling di Malaysia





Kemarin seperti yang saya ceritakan pada tulisan-tulisan sebelumnya pada tanggal 25 oktober 2016 sampai tanggal 2 oktober 2016 saya melakukan solo traveling ke Malaysia dan Singapura. Dari perjalanan tersebut ada beberapa hal unik yang menggelitik tangan saya untuk mendokumentasikannya dalam bentuk tulisan. Berikut adalah beberapa hal yang unik dalam 9 hari perjalanan saya ke luar negeri:

Pengambilan Bagasi di Bus

Para Penumpang yang menunggu bagasi
Pada hari pertama tepatnya tanggal 25 oktober saya menaiki bus ekonomi yang bertarif RM 11 dari KLIA 2 ke arah KL Sentral. Meskipun busnya berkelas ekonomi namun sang sopir bus memiliki prosedur khusus yang menurut saya sangat membuat para penumpang aman. Prosedur tersebut cukup sederhana dengan menjaga bagasi bus sampai semua penumpang yang ada di bus tersebut turun. Setelah pemilik barang yang masuk bagasi turun barulah sang sopir membuka bagasi dan para penumpang dapat mengambil tas mereka masing-masing










Berhenti Pas Lampu Merah Penyeberangan

wikipedia.org
Masih di hari yang sama saya di buat kagum dengan ke displinan warga malaysia. Ceritanya nih pada waktu saya naik Go KL Bus dari KL Sentral ke arah Petronas di tengah jalan di guyur hujan lebat banget. Pas di tengah perjalanan tiba-tiba ada lampu penyebrangan jalan yang menyala sekitar 30 detik. Yang nyebrang cuma 3 orang aja yah palingan waktu yang terpakai buat nyebrang 10 detik lah. Tapi para pengendara mobil dan motor masih menunggu lampu hijau pada detik ke 30 meskipun di tengah hujan lebat yang mengguyur kota tersebut. Memang salut bener saya sama kedisiplinan mereka.

Mushola yang Selalu Penuh di Menara Petronas

Menara Petronas

Di hari yang sama juga saya sempat melihat kedisplinan warga malaysia dalam segi ibadah. Pas waktu maghrib saya sempatkan mencari mushola di daerah menara petronas sembari menunggu waktu air mancur tiba. Pas saya sholat maghrib subhanallah saya harus ngantri buat ikut sholat jamaahnya. Jadi sholat jamaahnya disini memakai sistem kloter, kloter pertama buat yang dateng duluan, dan disusul kloter-kloter selanjutnya. Mungkin anggapan anda mushola disini kecil namun anggapan anda salah. Musholla di gedung yang menjadi icon malaysia ini memiliki ukuran cukup luas kurang lebih 9x5 meter. Pada hari kedua saya masih penasaran dengan hal tersbut saya sengaja mengunjungi mushola tersebut lagi alhamdulilah saya dapet kloter awal dan saya sengaja dzikir sambil menunggu sampai kloter berapa nih sholat jamaahnya. dan setelah saya menunggu sampai kloter ke 4 sholat jamaah mulai sepi namun masih berlanjut dengan kloter yang memiliki jumlah ma’mum sedikit.

Kursi Pijat

Di hari ke-3 saya menemukan kursi pijat berkoin di mana-mana. Mulai di terminal, mall sampai di tempat nongkrong seperti cafe. Selain kursi pijat berkoin saya juga di kejutkan dengan pemesanan tiket bus dari terminal bersepadu selatan menuju singapura. Mbak-mbak penjual tiketnya nanyain belinya dengan pijat atau enggak. Karna bahasa inggris saya yang kurang lancar saya tidak mendengarkan al tersebut tapi saya jawab iya aja. Dan anda tahu apa yang saya dapat? Saya mendapat kursi bus yang di lengkapi dengan pijat bertombol. sangat nyaman di tambah dengan space kursi yang sangat lebar jadi bisa di setting rebahan.


Dari beberapa keunikan tersebut bisa sebagian bisa kita contoh karna dengan beberapa keunikan tersebut murni bersumber dari SDM yang memilih untuk menjdaikan keunikan tersebut menjadi tradisi mereka.

0 comments:

Post a Comment