Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Wednesday 20 June 2018

Resensi Novel Sejarah Tan


Tak ada habisnya memang untuk mengulik para tokoh yang lambat laun terlupakan. Bukan tentang masa kematian yang terbalut kelamnya tangan besi, tapi mengulik tentang kisah hidupnya, tentang perjuangannya dan tentang rekam jejak dalam membuat pengaruh terhadap penjajah.
Kecurigaan dan rasa penasaran tersebut yang menjadi penyebab untuk lebih rajin membaca buku perjuangan. Tak cukup dengan merekam pertempuran di berbagai wilayah, tapi juga merekam propagandis-propagandis handal dalam membakar semangat perjuangan. Salah satu propagandis yang masih dalam level misterius dalam otak saya adalah sosok Tan Malaka.
Novel Tan ini meskipun masih terbilang simpang siur kebenarannya, ternyata mampu membohongi rasa curiga saya. Dalam novel yang beraliran sejarah ini terbalut biografi seorang Ibrahim (nama asli Tan Malaka). Meskipun hanya terkutip satu sisi kisah hidup Ibrahim mampu menjawab kamu yang selama ini mempertanyakan “kenapa Tan Malaka terkenal?”.
Tak hanya kisah hidup dalam bidang pergerakan saja yang terpapar jelas dalam novel ini, ada pula beberapa tokoh seperti Venie (bule cewek yang pernah singgah di hati Tan) dan Enur (gadis desa yang terukir abadi di dalam hati Tan). Mungkin hal ini yang dapat menjadi sedikit jawaban dibalik ungkapan “Tan Malaka aja jomlo” para jomlo revolusioner.
Tak cukup sampai rumusan pergerakan yang dilakukan dan cakupan asmara yang dilalui. Dalam buku ini terceritakan betapa kerasnya niat seorang Ibrahim dalam menuntut ilmu. Meskipun sudah menjadi petinggi (datuk pucuk) di tanah Lumuik Suliki, tetap sudi untuk menuntut ilmu di Belanda. Rayuan demi rayuan yang berujung kenikmatan dia tolak begitu saja, dengan perhitungan matang tentunya.
Sayangnya seperti yang saya katakan di awal tulisan ini. Yaitu terkait ilmiah atau fiksi nya novel sejenis ini. Apakah memang nyata atau hanya cerita belaka. Karena untuk menyelidiki kisah Tan Malaka jika harus membaca Madilog sangat susah disimpulkan. Karena memang dari segi frasa bahasa yang digunakan sangat susah dimengerti. Mungkin bagi pembaca yang memiliki ilmu tentang sejarah dapat berbagi pada saya, apakah novel sejarah seperti ini fiksi atau nyata?

0 comments:

Post a Comment