Kecerdasan Dibawah Jembatan Seribu Mahasiswa
Kesububan pinternya
para calon sarjana memang tak hanya isapan jempol semata, salah satu buktinya
saya kunjungi kemarin. Untuk memburu bahan yang terus menerus habis saya dan
beberapa kawan pemburu bahan tulisan menyambangi Mbah Jo. Mbah Jo sendiri adalah
salah satu dalang wayang namun bukan wayang kulit. Sore itu saya menuruni
bantaran kali metro yang menjadi pemutus UB dan apartemen megah di depannya. Jika
disimpulkan rumah Mbah Jo ini tepat di bawah deretan pertokoan seperti Akeno
dan deretan fotokopian dan warung-warung di sepanjang Jl. M.T Haryono.
Dengan rumah
nyempil seperti itu beliau masih menyempatkan untuk berkarya dan belajar
tentang kehidupan. Salah satu produk yang beliau hasilkan yaitu wayang suket. Sore
itu kunjungan kami berbalut filosofi kehidupan dan sastra asli jawa. Dengan bermodalkan
gawan kopi dan rokok seadanya Mbah Jo ini mulai menyuguhkan pagelaran wayang
yang memukau. Di rumah yang tepat dibawah balai RW ini kami berempat dibuat
terperangah dengan kemampuannya.
Mbah Jo Ketika Membuat Sekaligus Ndalang |
Wayang sebetulnya
berawal dari nama ayang-ayang yang berarti bayang-bayang. Maka dari itu jaman
dahulu para penonton wayang dari balik geber bukan dari depannya. Jadi yang di
lihat bukan warna dan pahatan tokoh-tokoh yang disuguhkan dalang. Melainkan yang
dilihat adalah gambaran wayang itu sendiri di selembar geber putih yang di
sorot lampu. Sedangkan suket atau rumput sendiri digunakan sebagai media dari
wayang yang diproduksi untuk memberikan efek raket yang berarti erat. Entah mengeratkan
jalinan silaturahmi yang ada atau mengeratkan berbagai kelas audiens yang
menikmati pagelaran tersebut. Sangat sarat akan balutan filosofi memang wayang
suket tersebut berasal.
Bagi pembaca yang
ingin berdiskusi dengan Mbah Jo atau ingin beliau ndalangpun juga bisa menuju
ke rumahnya. Di balik perawakan nyentrik yang ia miliki ada sifat humble, maka
jangan sungkan untuk bersalaman dan SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) dengan beliau. Tak hanya filosofi
tentang kehidupan yang bernuansa norak dan tidak masa kini sama sekali. Mbah Jo
ini juga sangat paham atas isu tentang konservasi, dan beliau juga bisa ndalang
dengan bahasa inggris. Sangat keren jika kalian punya teman ekspatriat dan
mengajak untuk belajar wayang. Selain anda sudah mencoba untuk promosi budaya
kepada mereka juga akan memberikan kesan tersendiri bagi kawan kalian.
0 comments:
Post a Comment