Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Sunday 23 July 2017

Kerja dalam Sebuah Passion




Ini adaah pertama kalinya aku menulis di bulan yang dingin ini. Bulan yang bertepatan dengan bulan Syawal di tahun hijriah ini ada event besar di area Malang Kota. Event yang di gelar oleh pemerintah kota seluruh Indonesia ini terlaksana dengan gegap gempita. Abah Anton sebagai walikota Malang tak luput dengan pakaian dan udeng malangan-nya. Salah satu kekaguman seorang Pungkas Nurrohman di dalam serangkaian acara yang disajikan oleh Diskominfo Kota Malang yaitu pada pawai budaya. Saya selalu mengagumi keluhuran ibarat diajak menaiki bianglala. Alasan simple saya mengagumi sebuah budaya karena pasti ada nilai kearifan lokal yang tercermin dari sebuah hasil kebudayaan. Hasil kebudayaan yang saya maksut disini yaitu kesenian-kesenian seperti seni tari, topeng dan seni musik yang sarat akan nilai kearifan lokal.

Melihat satu kebudayaan yang tersaji saja sudah menjadi keuntungan dan kebanggaan tersendiri bagi saya. Serasa di manja dengan filosofi-filosofi asli daerah dimana budaya tersebut berasal. Lha kalau hari ini ada 59 dari total 98 peserta Apeksi yang mengikuti pawai budaya. Terbayangkan rasanya jika para pembaca menjadi saya?. Dimomen ini juga saya dibekali kamera sama “web sebelah”. Memang tidak hanya untuk bersenang-senang tapi untuk kerja. Namun kerjaan kali ini ibarat harus ada tanda sama dengan diantara kata “kerja” dan “bersenang-senang”. Menjepret gambar manusia saling bercengkerama dengan mengenakan 2 pakaian adat yang sudah dipastikan berbeda sangat bertunggal ika ditengah kebhinekaan negri ini.
kapan lagi bisa ngejepret gambar orang betawi satu frame dengan batak

Unik-unik? pasti, seneng-seneng? pasti, capek-capek? pasti, kerjaan beres? Pasti!. Inilah kerjaan yang paling saya dambakan sejak kelas 2 SMA. Kerja capek namun hati senang. Yah bisa dibilang sebelas dua belas dengan rekreasi. Memang duitnya yang dihasilkan tak seberapa. Tapi kekecewaan dari sifat materialistik saya sudah tertutup dengan passion yang udah mulai terfasilitasi setidaknya dengan jepret sana, jepret sini, cari bahan sana, cari bahan sini, pusing sana, pusing sini. Saya sudah masuk lebih dalam dengan passion yang saya miliki. Itulah impian hidup yang irasional namun terwujud.

0 comments:

Post a Comment