Kesalahan Demi Kesalahan di Kunjungan Kedua
Seperti yang sudah saya tulis pada tulisan tepat setahun
yang lalu, alhamdulilah 2 tahun berturut-turut saya berkesempatan untuk
jalan-jalan ke Sepang (lagi) buat mantengin Moto GP. Yah memang ada yang bilang
rejeki mah enggak kemana itu memang benar adanya. Bisa di bayangkan saya tahun
ini berprofesi bukan orang kantoran lagi yang menerima gaji UMR tapi kerja
serabutan berkesempatan jalan-jalan keluar negeri. Meskipun gak full
jalan-jalan seperti tahun lalu yang bisa jalan ke tiga kota dan dua negara. Tapi
jalan-jalan kali ini masih layak untuk disyukuri disaat yang lain pada sambat pingin ke luar negeri tapi dompet
sedang tipis dan ribuan halangan rintangan yang siap menghadang.
Biar kebukti kalo emang cuman sebatas guide |
Di jalan-jalan ke Kuala Lumpur kemaren ceritanya saya ini di
suruh nge-guide orang Malang yang
ingin nonton Moto GP dan city tour
Kuala Lumpur. Kalau boleh review
ulang nih saya dapat kesempatan seperti ini bukannya hanya ongkang-ongkang kaki sambil ngopi dan mencari inspirasi. Namun pada
bulan Agustus saya berinisiatif untuk menawarkan jasa guiding ke teman yang punya usaha agen perjalanan. Dengan menawarkan
coretan harga yang sudah terperinci dan berdasarkan harga field report yang saya posting di blog ini juga. Saya memberanikan
diri untuk meng-handle project yang saya tawarkan tersebut.
Sangat menyeramkan memang untuk paket seharga 2 juta rupiah
saya mencoba peruntungan yang kadar spekulatifnya besar. Mungkin para pembaca
dapat menggaris bawahi dengan pengeluaran
yang tercatat pada tiap traveling
pasti akan berguna. Entah untuk diri kita sendiri seperti yang saya alami
atau berguna untuk orang lain yang ingin traveling seperti kita. Meskipun seiring
berjalannya waktu harga pasti naik seperti yang saya alami pada traveling kemarin. Lonjakan harga memang
tak begitu fluktuatif karena pemerintah negeri melayu tersebut sangat handal
dalam stabilitas harga. Pun demikian masih saja ada yang salah perhitungan.
Seperti yang saya alami kemarin ongkos bus dari KL Sentral
yang pada tahun lalu masih RM 8, pada saat kemarin saya kesana sudah naik RM 4.
Hal ini dapat mengganggu rencana perjalanan anda, memang kalau dilihat nilainya
tak seberapa jika untuk traveler non guide.
Tapi jika anda menjadi pejalan sekaligus penunjuk jalan bagi yang lain ruginya
akan berlipat gak karuan.
Tribunenya pun cuman bisa beli yang hill stand |
Tak hanya sampai situ pentingnya research harga seperti awal kunjungan juga tak mungkin terhapuskan
dengan catatan harga di awal kunjungan. Pengalaman baru juga untuk saya,
kemarin saya udah kayak sombong dan jalan begitu saja. Kalau bahasa satranya
mengalir bagai air, you know what I am
get? Pada amysong semua pas
eksekusi. Dan gak berani eksplore lebih dengan destinasi-destinasi yang baru. Sangat rugi memang jika sebelum jalan data
belum jelas dan riset masih minim.
0 comments:
Post a Comment