Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Monday 6 November 2017

Kesalahan Demi Kesalahan di Kunjungan Kedua


Seperti yang sudah saya tulis pada tulisan tepat setahun yang lalu, alhamdulilah 2 tahun berturut-turut saya berkesempatan untuk jalan-jalan ke Sepang (lagi) buat mantengin Moto GP. Yah memang ada yang bilang rejeki mah enggak kemana itu memang benar adanya. Bisa di bayangkan saya tahun ini berprofesi bukan orang kantoran lagi yang menerima gaji UMR tapi kerja serabutan berkesempatan jalan-jalan keluar negeri. Meskipun gak full jalan-jalan seperti tahun lalu yang bisa jalan ke tiga kota dan dua negara. Tapi jalan-jalan kali ini masih layak untuk disyukuri disaat yang lain pada sambat pingin ke luar negeri tapi dompet sedang tipis dan ribuan halangan rintangan yang siap menghadang.

Biar kebukti kalo emang cuman sebatas guide
Di jalan-jalan ke Kuala Lumpur kemaren ceritanya saya ini di suruh nge-guide orang Malang yang ingin nonton Moto GP dan city tour Kuala Lumpur. Kalau boleh review ulang nih saya dapat kesempatan seperti ini bukannya hanya ongkang-ongkang kaki sambil ngopi dan mencari inspirasi. Namun pada bulan Agustus saya berinisiatif untuk menawarkan jasa guiding ke teman yang punya usaha agen perjalanan. Dengan menawarkan coretan harga yang sudah terperinci dan berdasarkan harga field report yang saya posting di blog ini juga. Saya memberanikan diri untuk meng-handle project yang saya tawarkan tersebut.

Sangat menyeramkan memang untuk paket seharga 2 juta rupiah saya mencoba peruntungan yang kadar spekulatifnya besar. Mungkin para pembaca dapat menggaris bawahi dengan pengeluaran yang tercatat pada tiap traveling pasti akan berguna. Entah untuk diri kita sendiri seperti yang saya alami atau berguna untuk orang lain yang ingin traveling seperti kita. Meskipun seiring berjalannya waktu harga pasti naik seperti yang saya alami pada traveling kemarin. Lonjakan harga memang tak begitu fluktuatif karena pemerintah negeri melayu tersebut sangat handal dalam stabilitas harga. Pun demikian masih saja ada yang salah perhitungan.

Seperti yang saya alami kemarin ongkos bus dari KL Sentral yang pada tahun lalu masih RM 8, pada saat kemarin saya kesana sudah naik RM 4. Hal ini dapat mengganggu rencana perjalanan anda, memang kalau dilihat nilainya tak seberapa jika untuk traveler non guide. Tapi jika anda menjadi pejalan sekaligus penunjuk jalan bagi yang lain ruginya akan berlipat gak karuan.

Tribunenya pun cuman bisa beli yang hill stand

Tak hanya sampai situ pentingnya research harga seperti awal kunjungan juga tak mungkin terhapuskan dengan catatan harga di awal kunjungan. Pengalaman baru juga untuk saya, kemarin saya udah kayak sombong dan jalan begitu saja. Kalau bahasa satranya mengalir bagai air, you know what I am get? Pada amysong semua pas eksekusi. Dan gak berani eksplore lebih dengan destinasi-destinasi yang baru. Sangat rugi memang jika sebelum jalan data belum jelas dan riset masih minim.

0 comments:

Post a Comment