Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Sunday 19 June 2022

Saya Melakukan Ini Saat Bolos Menulis Selama 6 Bulan


 

hadiah karena menekuni proyek wikimedia

Selama tidak membuat tulisan di blog ini mulai bulan januari kemarin saya mengalami berbagai hal menarik. Mungkin setelah beberapa bulan tidak menulis, saya ingin mengawali tulisan saya dengan menceritakan berbagai hal menarik tersebut.

Sesaat sebelum saya bolos menulis, saya lumayan tekun untuk urun daya dalam proyek-proyek wikimedia. Mari saya kenalkan wikimedia itu apa. Wikimedia adalah organisasi yang menaungi Wikipedia dan berbagai proyek sejenis, untuk menyediakan akses pendidikan secara gratis. Dengan motonya “membebaskan ilmu pengetahuan” wikimedia menginisiasi proyek yang cukup rumit untuk saya jelaskan satu persatu.

Selama saya bolos menulis, saya memfokuskan diri di salah dua proyek Wikimedia tersebut, Wikidata dan Wikisource. Wikidata ini adalah platform yang menyediakan dan mengumpulkan data terstruktur agar lebih mudah diakses. Sedangkan Wikisource adalah proyek wiki yang diharapkan menjadi perpustakaan yang membebaskan pengunjungnya membaca dengan nyaman dan gratis. Salah satu pekerjaan yang dapat dilakukan adalah memasukkan file scan dan melakukan penulisan ulang agar mudah terbaca.

Kedua proyek tersebut saya kerjakan minimal seminggu sekali untuk mengetahui lebih dalam kontribusi apa yang bisa diberikan untuk sekitar. Karena dengan moto membebaskan pengetahuan rasanya ada yang kurang jika kita tidak melibatkan diri. Setidaknya hanya meramaikan dan pura-pura sudah berkontribusi kepada society saja sudah bisa dianggap melakukan amal baik.

Selain mengerjakan proyek wikimedia tersebut, kemarin saya juga melakukan pengajuan komunitas Manokwari untuk Wikimedia. Awalnya saya melihat ada sumberdaya yang cukup untuk berkontribusi di proyek-proyek wikimedia. Alhasil saya memberanikan untuk mengajukan acara kepada komunitas internasional untuk pengenalan proyek-proyek yang saya kerjakan tersebut. Acara sudah terlaksana dengan lancar, kini tinggal membuat laporan pasca acara saja.

Setidaknya dengan mengadakan acara seperti ini, saya sudah membantu menjadi jembatan untuk mengenalkan Manokwari kepada Wikimedia. Siapa tau dari berbagai proyek Wikimedia ini dapat menjadi tools atas problem yang ada di Papua. Atau sebagai publikasi Papua di ranah Nasional maupun Internasional.

Selain bergelut dengan Wikimedia, selama bolos menulis kemarin saya juga sibuk untuk menyambut kelahiran anak pertama. Ternyata lumayan emnguras energi juga dalam mempersiapkan kelahiran anak ini. Karena kami berada di Manokwari dan ingin melakukan persalinan di Jawa, jadi banyak sekali persiapan yang harus disiapkan jauh-jauh hari. Mulai dari persiapan istri untuk pulang hingga persiapan kepulangan saya sendiri, dimana hanya mendapat ijin pulang selama satu bulan saja.

Hadiah melewati ujian bersama istri

Selama persalinan juga tidak kalah menegangkan, karena istri saya yang tidak memiliki riwayat asma. Tiba-tiba saat masuk usia kehamilan 38 minggu mengalami sesak nafas hebat. Mulai jam 1 malam tidak dapat tidur karena sesak nafas yang diidap. Padahal sehari sebelumnya kami kontrol ke puskesmas dinyatakan normal.

Setelah pagi hari saya ajaklah istri ke puskesmas untuk memeriksakan asmanya tersebut. Dari puskesmas kami disarankan untuk ke rumah sakit saja, karena jika ibunya sesak otomatis bayi yang ada di dalam perut juga kekurangan nafas. Jadilah saya panik dan menuju ke puskesmas yang kami incar sebagai tempat bersalin. Dari rumah sakit ini pun kami dirujuk kembali ke rumah sakit yang lebih besar karena istri saya termasuk dalam kondisi kritis dan alat di rumah sakit tersebut tidak memungkinkan untuk menanganinya.

Di rumah sakit yang lebih besar ini istri langsung dilakukan tindakan seperti di rumah sakit awal, yaitu dilakukan terapi nebul. Ternyata sesaknya masih berlanjut. Dan disarankan untuk operasi sesar karena disimpulkan istri saya mengidap keracunan kehamilan.

Setelah operasi sesar ternyata tidak cukup disana, setelah itu istri harus memakai ventilator untuk bantuan nafas. Berbagai alat sudah menempel di tubuh istri saya dan dalam keadaan belum sadarkan diri. Di sini saya mulai nge-drop. Bagi saya yang tidak pernah ditangani di rumah sakit dan melihat istri ditangani dengan beragai alat yang dimasukkan di tubuhnya, saya merasa miris, ngeri, dan tidak tega.

Kondisi ini berlangsung selama 4 hari, istri saya tidak memiliki kesempatan untuk melihat anaknya sendiri selama di rumah sakit. Hingga 7 hari di rumah sakit dan bidan mempersilahkan untuk pulang. Nah sekarang yang membuat saya bergetar, apakah ini semua akan ditangani BPJS secara keseluruhan? Dengan gemetar saya menuju ke kasir untuk mengurus pembayaran sebelum kepulangan istri. Dan alhamdulilahnya semua ditanggung BPJS, tagihan yang seharusnya 28 juta itu ditanggung BPJS semua.

Kini semuanya sudah mulai stabil dan saya mulai gatal untuk menuliskan ini semua di blog, semoga kedepannya saya dapat mencurahkan apa yang ada di otak menjadi tulisan secara rutin. Selamat menikmati blog yang cukup amburadul dan gado-gado ini.

0 comments:

Post a Comment