Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Sunday 20 March 2016

Pantai Gua Cina Kini ada Pantai Watu Leter nya


Hai, hai, setelah beberapa bulan libur nulis (gara-gara gak ada bahan tulisan sekaligus malas) kali ini saya berkesempatan untuk meresensi pantai yang dulu pernah saya samperin sama mohammed syarif, mahasiswa asal Tripoli, Libya. Yang saya tuliskan di blog ini dengan judul “eloknya pantai gua cina”. Pada waktu itu situasinya sudah Booming namun jalannya, lokasi pantai dan para penjual warung makan juga masih belum seramai sekarang.

Kebetulan kemaren pas mudik ada kesempatan untuk mengantarkan agan fauzi dari grup line kaskus traveler yang dari Jakarta. Karna nih orang pingin nenda dan masih belum punya itinerary saya pun langsung antar saja ke gugusan pantai selatan. Alhamdulilahnya nih orang mau ke pantai gua cina, jadi bisa review ulang deh.

Setelah beberapa tahun gak main ke pantai gua cina ternyata buanyak banget perubahan dari nih pantai seperti yang sudah saya sebutkan di atas. Dari jalannya aja udah beda banget, dulu si mohammed sampek protes ke petugas loket. Karna kondisi jalan yang sangat parah. Namun kmaren pas saya ke sana kondisi jalan udah lumayan gak separah dulu. Dua tanjakan sudah di aspal untuk, yah mungkin untuk meminimalisir kemungkinan terpeleset pada waktu ujan mungkin ya. Untuk warung nasinya pun sekarang udah sangat ramai dulu waktu saya kesana masih memang sudah ada warung nasi dan es degan namun masih bias di hitung jari. Tapi sekarang yah masih di hitung jari tapi jari tangan dan kakinya 3-4 orang mungkin J.

Sunset di Pantai Gua Cina
Dari sisi dekorasi pantai yang sekarang juga terkesan unik. Berbeda dengan tempat wisata lain. Dekorasi yang ke cina-cina an seakan menegaskan kepada pengunjung jika mereka sedang ada di gua cina. Dengan dekorasi serba merah dan ada gapura merah berlambang naga hijau, seperti halnya gapura selamat datang ketika akan masuk area perkampungan pecinan. Mushola yang dulu sempat menjadi tempat tidur saya dan mohammed juga di sulap dengan arsitek khas cina, yang dulu berwarna hijau putih diganti dengan cat warna merah. Penerangannya pun gila-gilaan seakan pengelola nih pantai ini sudah pingin perfect. Namun penerangan jalan dari jalur lintas selatan masih belum di garap. Yah semoga aja besok pas kesana lagi sudah ada.

Pantai Watu Leter
tidak berhenti disitu perubahannya. Di pantai gua cina sekarang juga sudah ada tambahan tempat wisata lagi. Yaitu pantai watu leter, entah kenapa dinamakan watu leter. Dalam bahasa jawa watu berarti batu dan leter berarti datar. Berbanding terbalik dengan namanya di pantai ini pengunjung hanya di suguhi pasir yang putih dan sangat lembut hampir seperti tepung.sumpah ini pasir pantai terbagus yang pernah saya kunjungi.

Putihnya Pantai Watu Leter
Akses menuju pantai ini jika anda dari pantai gua cina cukup jalan beberapa ratus meter saja dari lokasi pintu masuk gua cina. Sedikit saran dari saya jika anda ingin ngecamp saya sangat menyarankan ngecamp di daerah ini. Selain masih sangat sedikit pengunjung pantai ini juga sangat bagus untuk berburu sunset. Seperti halnya di pantai gua cina di pantai ini juga sangat tidak disarankan untuk berenang di pantai. Untuk kebersihan pantainya pun saat saya kesana masih sangat bersih. Maka dari itu jika para pembaca mengunjungi tempat wisata ini jangan di kotorin.


Sudah segitu dulu ini udah di Balikpapan entar kalo saya main saya ngeblog lagi. Doain aja biar sering main-main di pulau borneo ini. Sama kalo ada typo ato salah kata plis komen di sini. Oke thanks for reading.

0 comments:

Post a Comment