Keunikan-Keunikan yang Saya Temui dalam Solo Traveling di Malaysia
Kemarin seperti yang saya
ceritakan pada tulisan-tulisan sebelumnya pada tanggal 25 oktober 2016 sampai
tanggal 2 oktober 2016 saya melakukan solo traveling ke Malaysia dan Singapura.
Dari perjalanan tersebut ada beberapa hal unik yang menggelitik tangan saya
untuk mendokumentasikannya dalam bentuk tulisan. Berikut adalah beberapa hal
yang unik dalam 9 hari perjalanan saya ke luar negeri:
Pengambilan Bagasi di Bus
Para Penumpang yang menunggu bagasi |
Pada hari pertama
tepatnya tanggal 25 oktober saya menaiki bus ekonomi yang bertarif RM 11 dari
KLIA 2 ke arah KL Sentral. Meskipun busnya berkelas ekonomi namun sang sopir
bus memiliki prosedur khusus yang menurut saya sangat membuat para penumpang
aman. Prosedur tersebut cukup sederhana dengan menjaga bagasi bus sampai semua
penumpang yang ada di bus tersebut turun. Setelah pemilik barang yang masuk
bagasi turun barulah sang sopir membuka bagasi dan para penumpang dapat
mengambil tas mereka masing-masing
Berhenti Pas Lampu Merah
Penyeberangan
wikipedia.org |
Masih di hari yang sama saya di
buat kagum dengan ke displinan warga malaysia. Ceritanya nih pada waktu saya
naik Go KL Bus dari KL Sentral ke arah Petronas di tengah jalan di guyur hujan
lebat banget. Pas di tengah perjalanan tiba-tiba ada lampu penyebrangan jalan
yang menyala sekitar 30 detik. Yang nyebrang cuma 3 orang aja yah palingan
waktu yang terpakai buat nyebrang 10 detik lah. Tapi para pengendara mobil dan
motor masih menunggu lampu hijau pada detik ke 30 meskipun di tengah hujan
lebat yang mengguyur kota tersebut. Memang salut bener saya sama kedisiplinan
mereka.
Menara Petronas |
Di hari yang sama juga saya
sempat melihat kedisplinan warga malaysia dalam segi ibadah. Pas waktu maghrib
saya sempatkan mencari mushola di daerah menara petronas sembari menunggu waktu
air mancur tiba. Pas saya sholat maghrib subhanallah saya harus ngantri buat
ikut sholat jamaahnya. Jadi sholat jamaahnya disini memakai sistem kloter,
kloter pertama buat yang dateng duluan, dan disusul kloter-kloter selanjutnya.
Mungkin anggapan anda mushola disini kecil namun anggapan anda salah. Musholla
di gedung yang menjadi icon malaysia ini memiliki ukuran cukup luas kurang
lebih 9x5 meter. Pada hari kedua saya masih penasaran dengan hal tersbut saya
sengaja mengunjungi mushola tersebut lagi alhamdulilah saya dapet kloter awal
dan saya sengaja dzikir sambil menunggu sampai kloter berapa nih sholat
jamaahnya. dan setelah saya menunggu sampai kloter ke 4 sholat jamaah mulai
sepi namun masih berlanjut dengan kloter yang memiliki jumlah ma’mum sedikit.
Kursi Pijat
Di hari ke-3 saya menemukan kursi
pijat berkoin di mana-mana. Mulai di terminal, mall sampai di tempat nongkrong
seperti cafe. Selain kursi pijat berkoin saya juga di kejutkan dengan pemesanan
tiket bus dari terminal bersepadu selatan menuju singapura. Mbak-mbak penjual
tiketnya nanyain belinya dengan pijat atau enggak. Karna bahasa inggris saya
yang kurang lancar saya tidak mendengarkan al tersebut tapi saya jawab iya aja.
Dan anda tahu apa yang saya dapat? Saya mendapat kursi bus yang di lengkapi
dengan pijat bertombol. sangat nyaman di tambah dengan space kursi yang sangat
lebar jadi bisa di setting rebahan.
Dari beberapa keunikan tersebut
bisa sebagian bisa kita contoh karna dengan beberapa keunikan tersebut murni
bersumber dari SDM yang memilih untuk menjdaikan keunikan tersebut menjadi
tradisi mereka.
0 comments:
Post a Comment