Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Saturday 31 March 2018

Madiun Bukan Hanya Brem


Madiun merupakan kota yang terletak di barat Jawa Timur. Dengan oleh-oleh khasnya yang biasa dibawa sanak keluarga setelah bepergian ke Jawa Tengah yaitu brem.
Alun-alun Madiun

Akhirnya setelah saya bepergian jauh ke Sarangan yang telah saya ceritakan di artikel sebelumnya, saya berkunjung ke Madiun. Awal mulanya hanya berniat untuk mampir ke rumah teman yang bertemu saat mengikuti bimbingan teknis kepenulisan. Ternyata malah disuruh menginap, apadanya hamba ini, yang memiliki hati lembut nan suci seperti kapas.
Saya pun menginap, rugi rasanya jika hanya menginap namun tak berjalan-jalan dan menemukan hal baru di Madiun. Tak butuh waktu lama, selepas maghrib saya langsung mblakrak ke alun-alun Kota Madiun. Alun-alun kota Madiun saat itu terasa homey dengan minimnya orang pacaran, setidaknya saya sebagai seorang jomblo single fighter tak terlalu minder. Jadilah saya keliling di alun-alun yang bisa dibilang luas karena jika dikelilingi lumayan capek.
Krupuk Sambal
Dipertengahan jalan lha kok ndilalah ada penjual Krupuk Sambel. Buat saya yang memang antipati terhadap pedas pasti akan tidak tertarik blabar pisan. Untungnya saya ditemani teman saya beserta istrinya yang berani makan pedas, dengan jumawa saya memesan satu porsi Krupuk Sambel untuk bertiga. Duduk bersila bagai pertapa di atas karpet, sembari menunggu sambalnya disiapkan, saya mengamati ibu-ibu penjual. Ternyata krupuknya sudah di plastik dengan porsi tertentu. Namun sambalnya dipersiapkan dadakan, dengan berwadah mangkok plastik sambal campuran tepung sagu dan rempah tersaji. Sambalnya tidak terlalu pedas bagi saya, malah terasa gurih berpadu dengan krupuk yang digoreng pasir. Satu porsi krupuk pasir seharga 6 ribu rupiah.
Sarang Raksasa
Setelah selesai melahap krupuk pasir, saya melanjutkan eksplorasi alun-alun. Di alun-alun ini ada sangkar burung raksasa. Namun sayangnya berisi burung dengan ukuran normal. Rasa antusias saya langsung luntur saat menemui fakta tersebut. Di sangkar tersebut hanya berisi burung desa, seperti perkutut, puter dan derkuku. Biasa memang isinya, karena saya berkunjung pada malam hari, jika siang hari mungkin berbeda ceritanya. Tapi tetap merasa excited karena sudah berani makan krupuk pasir bersanding sambal.

0 comments:

Post a Comment