Dua Ganjalan Saat Naik Batik
Beberapa hari lalu saya melakukan perjalanan naik pesawat Batik Air, dalam perjalanan tersebut setidaknya ada dua hal yang mengganjal di benak saya. Sebetulnya ganjalan ini sudah menjadi ganjalan semenjak beberapa waktu yang lalu. Dua ganjalan tersebut adalah
Turun Diatur per Lima Baris
Saat menjelang turun sudah nyaring berbagai himbauan dari pramugari. Salah satu himbauan tersebut adalah nanti jika turun akan digilir perlima baris. Yang menggilir jelas flight attendant yang bertugas di ruang kabin tersebut. Bisa pramugari, bisa pula pramugara.
Himbauan tersebut jika didengar betul-betul pasti semua penumpang tidak ada yang berdiri untuk turun. Karena tidak ada instruksi apapun dari awak kabin. Bukannya kesal saya malah menganggap ini hal lucu.
Dari penumpangnya juga tidak nurut sama aturan, pun juga dari pemilik aturan juga enggan menjalankan aturan. Alhasil tetap terjadi desak-desakan saat turun dari pesawat.
Lah terus aturan yang dibilang harus turun per lima baris sesuai yang diinstruksikan pramugara tadi untuk apa?
Ya jelas untuk melakukan polesan agar seakan-akan maskapai tetap melaksanakan protokol kesehatan. Jika terkesan melanggar protokol kesehatan pasti akan berdampak pada bisnis mereka.
Saya kurang tahu juga apakah ini hanya dilakukan oleh maskapai bergambar canting saja. Sependek pengetahuan saya saat ke Bali kemarin menggunakan Citilink awak kabinnya tetap menginstruksikan kursi berapa yang boleh mengambil barang lalu berjalan turun.
Fasilitas Batik Entertainment
Batik entertainment adalah fasilitas hiburan yang disediakan untuk mereka yang ingin menonton film melalui ponsel. Dengan cara menyambungkan wifi ke batik entertainment penumpang sudah dapat mengakses fitur yang disediakan batik.
Tentunya hal ini tidak hanya disediakan oleh batik saja, bahkan saat ramai-ramainya kasus sepeda Brompton dibawa naik garuda, Dahlan Iskan sempat menuliskan fasilitas itu ada di maskapai Citilink. Bahkan dalam tulisan Neo Baru tersebut, abah menuliskan fasilitas wifi tersebut sudah lebih sempurna. "Hingga bisa kirim WA" katanya.
Namun yang menjadi ganjalan sekarang saat kita duduk di kursi pesawat, pasti melihat pesan seperti gambar yang saya tempelkan di awal. Mengenai pelanggaran yang tidak boleh dilakukan di pesawat lengkap dengan dasar hukum serta ancaman hukumannya.
Sumber: edorusyanto.wordpress.com |
Saat terbang dari Bali ke Makassar memang saya sempat mendapat teguran dari penumpang sebelah. Karena terlalu asyik bermain hp saat lepas landas. Karena memang di tulisan pas depan mata saat duduk di kursi pesawat, ada larangan tersebut.
Tapi jika memang dilarang, kenapa harus disediakan wifi?
Lagi-lagi ada kerancuan peraturan di sini. Seperti aturan sebelumnya yang dipublikasikan tanpa harus ditegakkan. Tentu akan menjadi ambigu bagi penumpang yang akan mengikuti aturan. Apalagi seperti saya yang jelas-jelas menjadi insan madani yang senantiasa menegakkan aturan, selama ada ketentuan perundang-undangannya.
0 comments:
Post a Comment