Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Sunday 22 August 2021

Afganistan dan Talibannya


 

taliban dan militer afganistan
Taliban dan militernya (sumber: wikicommons)

Kemarin ramai beredar video orang berlarian di bandara Kabul tepat disamping pesawat yang akan lepas landas, saat itu saya berdecak kagum “betapa beraninya mereka”. Tapi saat melihat beberapa berita miris terkait kondisi Afganistan yang menjadi kalimat pengantar dalam video tersebut, saya langsung mencabut decak kagum yang sempat saya lontarkan tadi.

Bagi saya yang memiliki cita-cita untuk menjadi pegawai KBRI Afganistan, ini adalah kabar buruk. Saya harus mengkubur dalam-dalam cita-cita saya itu. Kini kondisi kestabilan keamanan afganistan mulai memburuk. Sempat saat sholat Idul Adha kemarin beredar kabar bahwa ada roket meluncur di sekitar presiden yang sedang beribadah. Ternyata setelah saya cari kabar peristiwa tersebut, menemukan kabar bahwa yang bertanggung jawab atas peluncuran roket tersebut bukanlah Taliban melainkan ISIS.

Fakta ini sedikit membuka mata saya lebih lebar, bahwa para kelompok jihad sama sekali berbeda. Tidak bisa dengan motif sama-sama islam lantas saling membantu. Buktinya pada sholat idul adha kemarin Taliban enggan untuk mengakui itu adalah invasi dari mereka. Alhasil ada kesan tidak kompak antar keduanya.

Mari kita singkirkan sejenak ketidak kompakan antar jihadis itu, dan beralih pada topik bahwa para jihadis mulai bermunculan karena militer amerika sudah mulai meninggalkan Afganistan. Semenjak presiden Amerika Joe Biden mengungkapkan bahwa militer amerika akan ditarik dari sana, maka mulailah bermunculan pergerakan dari para jihadis tersebut. Awalnya militer Amerika berada disana untuk membantu Afganistan menjadi negara yang berdaulat, sejak adanya serangan di Menara WTC oleh Al-Qaeda.

Tapi ternyata proyek training yang diadakan oleh Amerika tidak merubah apapun, ujung-ujungnya juga tidak menjadi negara demokrasi liberal. Dari kejadian ini mungkin ada pelajaran yang dapat diambil, yaitu mau tidak mau sebuah negara harus berada di kakinya sendiri. Tidak ada bantuan dari negara manapun seharusnya bukanlah masalah. Karena jika terlena dengan bantuan, ujung-ujungnya tidak akan memiliki kedaulatan sendiri. Seperti halnya Afganistan. Bantuan militer diambil, malah saudara terdekat yang mengatasnamakan Taliban menjadi lebih ganas memperebutkan kekuasaan.

Alhasil dari perebutan tersebut menghasilkan korban yang lebih banyak. Stabilitas politik menjadi kacau balau. Negara lain bukannya bersimpati malah mengincar kekayaan negeri. Semoga saja peristiwa ini tidak menimpa Indonesia, antisipasinya mungkin dapat memupuk rasa persatuan dan kesatuan dari sekarang. Terlampau banyak ideologi yang bertebaran di social media, mulai dari ideologi terlampau kiri dan terlampau kanan. Mayoritas mereka mengesampingkan korban dari ketidak stabilan atas perpecahan. Asal terobos kanan-kiri, asalkan ideologinya tersampaikan.

0 comments:

Post a Comment